Setiap 22 April selalu diperingati sebagai Hari Bumi, Berbagai ekspresi juga ditujukan oleh berbagai kelompok untuk menunjukkan kepedulian terhadap masa depan bumi. Organisasi-organisasi lingkunganpun seolah berlomba untuk menarik perhatian dunia agar semua umat manusia dapat berpartisipasi dalam penyelamatan bumi. Pernyataan-pernyataan yang kerap muncul di media bahwa Ozon terancam bocor, bumi semakin panas, menjadikan para aktivis lingkungan menyuarakan slogan-slogan yang berisi ajakan untuk bersama-sama merawat bumi, terdengar dimana-mana sebagai gerakan penyadaran.
Perlu diketahui siapakah penyumbang gas emisi terbesar yang mengakibatkan bumi makin panas? adalah Negara-negara industry, yang teramat sulit untuk mengurangi emisinya guna memperbaiki kualitas lingkungan. Sebenarnya negara industri menyadari bahwa mereka memberi kontribusi yang besar dalam pemanasan global. Tetapi mereka sangat sulit menurunkan emisinya karena kepentingan ekonomi mereka. Semua negara mengedepankan kepentingan negaranya masing-masing. Padahal, justru egoisme semacam itulah yang mempercepat pemanasan global.
Untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim diperlukan langkah konkret dari semua Negara selain dari setiap individu. Namun sepertinya itu jauh dari harapan sebab negara-negara maju seperti Ameraka Serikat, Jepang, Kanada, walaupun mereka menyepakati Roadmap yang dihelat di Bali akhir 2007, ternyata tetap menolak pencantuman target pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya CO2 yang sebenarnya dapat direduksi antara 25-40 persen pada 2020 dan dipangkas 60-80 persen pada 2050.
Justru mereka menggembor-gemborkan masalah Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries disingkat REDD, atau Kompensasi Pengurangan Emisi Dari Deforestasi Dan Degradasi Hutan di negara-negara berkembang.
Namun terlepas dari menguntungkan atau tidaknya program REDD ini dari segi ekonomi, semuanya harus dikembalikan pada esensi pengurangan dampak pemanasan global ini, yaitu bersikap lebih ramah terhadap lingkungan. Bukannya mengeluarkan kompensasi atas pembuangan emisi tersebut dengan uang (Djel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar